Al-Imam
Jakfar Shadiq RA berkata, "Saya tidak ingin seseorang meninggal dunia
sementara ia belum mengetahui sebagian perilaku Rosululloh"
- Ketika berjalan, beliau berjalan secara pelan-pelan dan wibawa.
- Ketika berjalan, beliau tidak menyeret langkah kakinya.
- Pandangan beliau selalu mengarah ke bawah.
- Beliau senantiasa mengawali salam kepada siapa saja yang dilihatnya... tidak ada seorangpun yang mendahuluinya dalam mengucapkan salam.
- Ketika menjabat tangan seseorang, beliau tidak pernah melepaskannya terlebih dahulu.
- Beliau bergaul dengan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap orang berpikir bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang paling mulia di mata Rasulullah.
- Bila memandang seseorang, beliau tidak memandang sinis bak pejabat pemerintah.
- Beliau tidak pernah memelototi wajah seseorang.
- Beliau senantiasa menggunakan tangan saat mengiyaratkan sesuatu dan tidak pernah mengisyaratkan dengan mata atau alis.
- Beliau lebih banyak diam dan baru akan berbicara bila perlu.
- Saat bercakap-cakap dengan seseorang, beliau mendengarkan dengan baik.
- Senantiasa menghadap kepada orang yang berbicara dengannya.
- Tidak pernah berdiri terlebih dahulu selama orang yang duduk bersamanya tidak ingin berdiri.
- Tidak akan duduk dan berdiri dalam sebuah pertemuan melainkan dengan mengingat Allah.
- Ketika masuk ke dalam sebuah pertemuan, beliau senantiasa duduk di tempat yang akhir dan dekat pintu, bukan di bagian depan.
- Tidak menentukan satu tempat khusus untuk dirinya dan bahkan melarangnya.
- Tidak pernah bersandar saat di hadapan masyarakat.
- Kebanyakan duduknya menghadap kiblat.
- Bila di hadapannya terjadi sesuatu yang tidak disukainya, beliau senantiasa mengabaikannya.
- Bila seseorang melakukan kesalahan, beliau tidak pernah menyampaikannya kepada orang lain.
- Tidak pernah mencela seseorang yang mengalami kesalahan bicara.
- Tidak pernah berdebat dan berselisih dengan siapapun.
- Tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali bila orang tersebut bicara sia-sia dan batil.
- Senantiasa mengulang-ulangan jawabanya atas sebuah pertanyaan agar jawabannya tidak membingungkan pendengarnya.
- Bila mendengar ucapan yang tidak baik dari seseorang, beliau tidak mengatakan mengapa si fulan berkata demikian, tapi beliau mengatakan, bagaimana mungkin sebagian orang mengatakan demikian?
- Banyak bergaul dengan fakir miskin dan makan bersama mereka.
- Menerima undangan para abdi dan budak.
- Senantiasa menerima hadiah, meski hanya seteguk susu.
- Melakukan silaturahmi lebih dari yang lain.
- Senantiasa berbuat baik kepada keluarganya tapi tidak melebihkan mereka dari yang lain.
- Senantiasa memuji dan mendukung pekerjaan yang baik dan menilai buruk dan melarang perbuatan yang jelek.
- Senantiasa menyampaikan hal-hal yang menyebabkan kebaikan agama dan dunia masyarakat kepada mereka dan berkali-kali mengatakan, "Orang-orang yang hadir hendaknya menyampaikan segala yang didengarnya kepada orang-orang yang tidak hadir."
- Senantiasa menerima uzur orang-orang yang punya uzur.
- Tidak pernah merendahkan seseorang.
- Tidak pernah memaki atau memanggil seseorang dengan gelar yang jelek.
- Tidak pernah mengutuk orang-orang sekitar dan familinya.
- Tidak pernah mencari-cari aib orang lain.
- Senantiasa menghindari kejahatan masyarakat, namun tidak pernah menghidar dari mereka dan beliau selalu bersikap baik kepada semua orang.
- Tidak pernah mencaci masyarakat dan tidak banyak memuji mereka.
- Senantiasa bersabar menghadapi kekurangajaran orang lain dan membalas kejelekan mereka dengan kebaikan.
- Selalu menjenguk orang yang sakit, meski tempat tinggalnya dipinggiran Madinah yang sangat jauh.
- Senantiasa menanyakan kabar dan keadaan para sahabatnya.
- Senantiasa memanggil nama sahabat-sahabatnya dengan panggilan yang terbaik.
- Sering bermusyawarah dengan para sahabatnya dan menekankan untuk melakukannya.
- Senantiasa duduk melingkar bersama para sahabatnya, sehingga bila ada orang yang baru datang, ia tidak bisa membedakan di antara mereka yang manakah Rosululloh.
- Akrab dan dekat dengan para sahabatnya.
- Beliau adalah orang yang paling setia dalam menepati janji.
- Senantiasa memberikan sesuatu kepada fakir miskin dengan tangannya sendiri dan tidak pernah mewakilkannya kepada orang lain.
- Bila sedang dalam shalat ada orang datang, beliau memendekkan shalatnya.
- Bila sedang shalat ada anak kecil menangis, beliau memendekkan shalatnya.
- Orang yang paling mulia di sisi beliau adalah orang yang paling banyak berbuat baik kepada orang lain.
- Tidak ada seorangpun yang putus asa dari Rosululloh. Beliau selalu mengatakan, "Sampaikan kebutuhan orang yang tidak bisa menyampaikan kebutuhannya kepada saya!"
- Bila ada seseorang membutuhkan sesuatu kepada beliau, Rosululloh pasti memenuhinya bila mampu, namun bila tidak mampu beliau menjawabnya dengan ucapan atau janji yang baik.
- Tidak pernah menolak permintaan seseorang, kecuali permintaan untuk maksiat.
- Beliau sangat menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak.
- Rosululloh sangat menjaga perasaan orang-orang asing.
- Beliau selalu menarik perhatian orang-orang jahat dan membuat mereka cenderung kepadanya dengan cara berbuat baik kepada mereka.
- Beliau senantiasa tersenyum sementara pada saat yang sama beliau sangat takut kepada Alloh.
- Saat gembira, Rosululloh memejamkan kedua matanya dan tidak banyak menunjukkan kegembiraannya.
- Tertawanya kebanyakan berupa senyuman dan tidak pernah tertawa terbahak-bahak.
- Beliau banyak bercanda namun tidak pernah mengeluarkan ucapan sia-sia atau batil karena bercanda.
- Rosululloh mengubah nama yang jelek dengan nama yang baik.
- Kesabarannya mendahului kemarahannya.
- Tidak sedih dan marah karena kehilangan dunia.
- Saat marah karena Alloh, tidak seoranpun yang akan mengenalnya.
- Rosululloh tidak pernah membalas dendam karena dirinya sendiri melainkan bila kebenaran terinjak-injak.
- Tidak ada sifat yang paling dibenci oleh Rosululloh selain bohong.
- Dalam kondisi senang atau susah tidak lain hanya menyebut nama Alloh.
- Beliau tidak pernah menyimpan Dirham maupun Dinar.
- Dalam hal makanan dan pakaian tidak melebihi yang dimiliki oleh para pembantunya.
- Duduk dan makan di atas tanah.
- Tidur di atas tanah.
- Menjahit sendiri pakaian dan sandalnya.
- Memerah susu dan mengikat sendiri kaki ontanya.
- Kendaraan apa saja yang siap untuknya, Rosululloh pasti mengendarainya dan tidak ada beda baginya.
- Kemana saja pergi, beliau selalu beralaskan abanya sendiri.
- Baju beliau lebih banyak berwarna putih.
- Bila memakai baju baru, maka baju sebelumny pasti diberikan kepada fakir miskin.
- Baju kebesarannya khusus dipakai untuk hari Jumat.
- Ketika memakai baju dan sandal, beliau memulainya dari sebelah kanan.
- Beliau menilai makruh rambut yang awut-awutan.
- Senantiasa berbau harum dan kebanyakan pengeluarannya untuk minyak wangi.
- Senantiasa dalam kondisi memiliki wudu dan setiap mengambil wudu pasti menyikat giginya.
- Cahaya mata beliau adalah shalat. Beliau merasa menemukan ketenangan dan ketentraman saat shalat.
- Beliau senantiasa berpuasa pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.
- Tidak pernah mencaci nikmat sama sekali.
- Menganggap besar nikmat Alloh yang sedikit.
- Tidak pernah memuji makanan dan tidak juga mencelanya.
- Memakan makanan apa saja yang dihidangkan kepadanya.
- Di depan hidangan makanan beliau senantiasa makan makanan yang ada di depannya.
- Di depan hidangan makanan, beliau yang paling duluan hadir dan paling akhir meninggalkannya.
- Tidak akan makan sebelum lapar dan akan berhenti dari makan sebelum kenyang.
- Tidak pernah makan dua model makanan.
- Ketika makan tidak pernah sendawa.
- Sebisa mungkin beliau tidak makan sendirian.
- Mencuci kedua tangan setelah selesai makan kemudian mengusapkannya ke wajah.
- Ketika minum, beliau meneguknya sebanyak 3 kali. Awalnya baca Bismillah dan akhirnya baca Alhamdulillah.
- Rosululloh lebih memiliki rasa malu daripada gadis-gadis pingitan.
- Bila ingin masuk rumah, beliau meminta izin sampai tiga kali.
- Waktu di dalam rumah, beliau bagi menjadi tiga bagian: satu bagian untuk Alloh, satu bagian untuk keluarga dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Sedangkan waktu untuk dirinya sendiri beliau bagi dengan masyarakat.
(Ustadz Fathoni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar