Pastinya
setiap orang menginginkan dapat membina sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah,
dan warahmah, di mana terdapat keharmonisan serta kebahagian dalam hubungan
yang terjalin di dalam rumah tangga tersebut, sehingga besar kemungkinan
keluarga yang mereka bina akan langgeng. Salah satu faktor pendorong
terciptanya keluarga yang harmonis adalah hadirnya seorang istri yang selalu
menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, salah satunya adalah taat
kepada perintah suaminya.
“Andai boleh kuperintahkan seseorang untuk
bersujud kepada yang lain tentu kuperintahkan seorang istri untuk bersujud
kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi)
Dalam
Al-Musnad dari Anas radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi Shallallahu' alaihi wa
sallam bersabda:
“Tidaklah pantas bagi
seorang manusia untuk sujud kepada manusia yang lain. Seandainya pantas/boleh
bagi seseorang untuk sujud kepada seorang yang lain niscaya aku perintahkan
istri untuk sujud kepada suaminya dikarenakan besarnya hak suaminya
terhadapnya. Demi Zat yang jiwaku berada di tangannya, seandainya pada telapak
kaki sampai belahan rambut suaminya ada luka/borok yang mengucurkan nanah
bercampur darah, kemudian si istri menghadap suaminya lalu menjilati luka/borok
tersebut niscaya ia belum purna menunaikan hak suaminya”.
Akan
tetapi, banyak dari para istri yang kurang memahami tentang arti pentingnya hal
itu, bahkan baik disadari ataupun tidak mereka justru melakukan hal-hal yang
mendurhakai suaminya. Hal-hal tersebut di antaranya : Tidak
taat pada suami
Ciri
ciri istri durhaka pada suami yang pertama adalah istri tidak taat pada perintah
suami. Seorang istri yang baik dan shalihah adalah istri yang senantiasa taat
pada suami dalam keadaan dan kondisi apapun. Dengan taat pada suami, hal itu
akan dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang serta kesetiaan suami kepada
istrinya. Akan tetapi sebaliknya, jika istri tidak taat pada suami, maka besar
kemungkinan rasa kasih sayang, rasa cinta, serta kesetiaan suami akan hilang.
Islam
menyebut perbuatan seorang istri yang tidak taat kepada suaminya sebagai nusyus
yang artinya sikap membangkang. Artinya, istri yang melakukan nusyus adalah
istri yang melawan dan melanggar perintah suami (tidak taat pada suami), serta
tidak ridho atas kedudukan yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.
Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :
“Pernah ditanyakan
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling
baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya,
mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan
hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR. An-Nasai dan Ahmad)
Dalam
hadist yang lain, Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :
“Jika seorang wanita
selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan),
serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar
taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini,
“Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan
Ibnu Hibban)”
Dari
dua hadist di atas kita bisa tahu bahwa seorang istri yang taat pada suami
adalah salah satu ciri wanita yang baik, dan bagi wanita seperti itu, maka
Allah SWT menjanjikan surga bagi mereka. Akan tetapi kenyataannya banyak para
wanita yang tidak paham akan arti pentingnya mentaati perintah suami. Banyak
alasan yang menyebabkannya seperti status sosial serta latar belakang
pendidikan yang dimiliki istri lebih tinggi dari suami, dan lain sebagainya.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Maka wanita yang
shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada (bepergian) dikarenakan Allah telah memelihara mereka…”
(An-Nisa’: 34)”
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam haditsnya:
“Dunia ini adalah
perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita yang shalihah. Bila engkau
memandangnya, ia menggembirakan (menyenangkan)mu. Bila engkau perintah, ia
menaatimu. Dan bila engkau bepergian meninggalkannya, ia menjaga dirinya
(untukmu) dan menjaga hartamu.”
Banyak
sekali perbuatan-perbuatan yang menjurus pada ketidaktaatan seorang istri
kepada suami, seperti :
1. Menolak
ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun
secara samar.
- Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan pria lain.
- Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumah
- Lalai dalam melayani suami
- Mubazir dan menghambur-hamburkan uang pada yang bukan tempatnya
- Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknya
- Keluar rumah tanpa izin suami
- Menyebarkan dan mencela rahasia-rahasia suami.
- Mencuri harta suami
- Menentang perintah suami sesuai dengan Syari'at Allah
- Dan masih banyak lagi.
Seorang
istri shalihah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas
segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah,
karena tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia
akan taat kapan pun, dalam situasi apapun, senang maupun susah, lapang maupun
sempit, suka ataupun duka. Ketaatan istri seperti ini sangat besar pengaruhnya
dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.
Jika
seorang istri tidak memenuhi hak-hak tersebut atau durhaka kepada suami, maka
ia mendapatkan ancaman dari Allah Ta’ala lewat lisan Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam,
“Ada dua orang yang
sholatnya tidak melampaui kepalanya: budak yang lari dari majikannya sampai ia
kembali, dan wanita yang durhaka kepada suaminya sampai ia mau rujuk (taubat)”.
[HR. Ath-Thobroniy dalam Ash-Shoghir (478), dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrok
(7330)]”
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Ada tiga orang yang
sholatnya tidak melampaui telinganya: Hamba yang lari sampai ia mau kembali,
wanita yang bermalam, sedang suaminya marah kepadanya, dan seorang pemimpin
kaum, sedang mereka benci kepadanya”. [HR. At-Tirmidziy (360). Hadits ini
di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (1122)]”
Ini
merupakan ancaman yang amat keras bagi para wandu (wanita durhaka), karena
kedurhakaannya menjadi sebab tertolaknya amal sholatnya di sisi Allah. Dia
sholat hanya sekedar melaksanakan kewajiban di hadapan Allah. Adapun pahalanya,
maka ia tak akan mendapatkannya, selain lelah dan capek saja. Nauzubillah min
zalik,
Diantara
bentuk kedurhakaan seorang istri kepada suaminya, enggannya seorang istri untuk
memenuhi hajat biologis suaminya. Keengganan seorang istri dalam melayani
suaminya, lalu suami murka dan jengkel merupakan sebab para malaikat melaknat
istri yang durhaka seperti ini. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Jika seorang suami
mengajak istrinya (berjimak) ke tempat tidur, lalu sang istri enggan, dan suami
bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka para malaikat akan melaknat sang
istri sampai pagi”. [HR. Al-Bukhoriy Kitab Bad’il Kholq (3237), dan Muslim
dalam Kitab An-Nikah (1436)”]
2.
Menuntut adanya kesempurnaan dalam rumah tangga
Segala
sesuatu yang ada di dunia ini tidak sempurna, termasuk sebuah rumah tangga.
Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Ketika seorang wanita
melihat film atau dengan membaca novel yang mengisahkan tentang kehidupan rumah
tangga yang dianggapnya sempurna, maka ia pun berangan ingin memiliki hal yang sama.
Dan
ketika telah menikah, kemungkinan besar ia akan kaget dan bisa jadi tidak bisa
menerima dengan kehidupan berkeluarga yang dijalaninya, di mana kehidupan
tersebut tidak sama dengan apa yang ia angankan sebelumnya. Lalu ia pun
menuntut suami agar memenuhi kesmpurnaan yang ia inginkan tanpa menyadari bahwa
semua hal itu tidak sama, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
sendiri-sendiri, termasuk dalam sebuah keluarga.
3.
Mengingkari segala bentuk kebaikan yang dilakukan suami kepadanya
Islam
sangat memuliakan seorang wanita, bahkan dalam islam seorang ibu memiliki tiga
kali lipat hak untuk lebih dihormati daripada seorang ayah dan surga berada di
bawah telapak kaki seorang ibu. Akan tetapi Rosulullah Sholallahu Alaihi
Wassalam perban mengatakan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah para wanit.
Mengapa bisa seperti itu?
Salah
sat penyebab seorang wanita menjadi penghuni neraka adalah karena kekufurannya
atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Dalam hal ini adalah karena mereka
mengingkari semua kebaikan yang telah dilakukan oleh suami kepada mereka.
Misalnya
saja, seorang suami selalu berusaha melakukan kebaikan terhadap istrinya, akan
tetapi istri melihat sesuatu yang tidak disenangi dari suami, maka ia pun
mengatakan bahwa tidak ada sedikitpun kebaikan yang bisa ia lihat dari sang
suami.
4.
Tidak suka pada keluarga suami
Hubungan
pernikahan tidak hanya bertujuan untuk menyatukan dua insan yaitu lelaki dan
perempuan ke dalam hubungan yang sah, akan tetapi suatu pernikahan juga
bertujuan untuk menyatukan dua keluarga. Kecintaan, kasih sayang, dan
penghormatan seorang suami akan semakin bertambah apabila istrinya mampu
menempatkan dirinya dengan baik dalam keluarga si suami.
Akan
tetapi terkadang seorang istri menuntut agar perhatian dan kasih sayang suami
hanya ditujukan padanya saja, tanpa menyadari bahwa suami juga memiliki
kewajiban untuk berbakti kepada orangtuanya. Hal inilah yang sering menyebabkan
kecemburuan istri pada keluarga suami dan berupaya untuk menjauhkan suami dari
keluarganya.
5.
Hilangnya rasa Qona’ah dan ridho istri terhadap apa yang diberikan suami
Terkadang,
messkipun suami telah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memenuhi keinginan
sang istri, akan tetapi ketika keinginan tersebut tidak terwujud, justru apa
yang ia lakukan tadi dianggap sia-sia oleh istrinya. Kenapa? Karena istri
menganggap bahwa upaya yang dilakukan suami kurang, bahkan hanya dianggap
main-main. Ia tidak mampu memahami bahwa setiap orang, termasuk suaminya
memiliki keterbatasan kemampuan untuk melakukan sesuatu.
6.
Mengungkit-ungkit kebaikan yang dilakukan
Tak
dapat dipungkiri bahwa setiap orang, termasuk seorang istri pernah melakukan
kebaikan, meskipun hanya sebiji kurma. Akan tetapi akan menjadi sebuah bentuk
kedurhakaan apabila seorang istri mengungkit-ungkit kebaikan yang telah ia
lakukan terhadap suami atau keluarganya, bahkan menganggap bahwa kebaikan yang
dilakukan suami terhadapnya tidak lebih besar dari kebaikan yang ia lakukan.
Hal ini tentu akan menyakiti perasaan sang suami.
7.
Cemburu yang berlebihan
Ciri
ciri istri durhaka terhadap suami selanjutnya terletak pada rasa kecemburuan,
hal ini banyak tak disadari oleh para istri. Salah satu sifat alami manusia,
terutama kaum hawa adalah cemburu. Cemburu boleh saja, asal memiliki dasar dan
masih berada dalam batas kewajaran. Rasa cemburu seorang istri terhadap
suaminya menurut syariat islam adalah apabila suami melakukan kemaksiatan
seperti berzina, mendzalimi istri, mengurangi hak-hak istri, dan lain
sebagainya.
Rasa
cemburu seorang istri akan menjadi suatu bentuk kedurhakaan terhadap suami
apabila cemburu tersebut tidak memiliki dasar berupa fakta atau bukti dan
cemburu yang terlalu berlebihan (cemburu buta).
8.
Kurang atau tidak bisa menjaga perasaan suami
Seorang
istri yang baik harus selalu berusaha menyenangkan suaminya, seperti
menunjukkan wajah yang ramah, tidak mermuka masam, serta sejuk ketika suami
memandangnya.
Selain
itu, istri juga harus selalu menjaga perbuatan dan ucapannya agar tidak
menyakiti hati suami, misalnya tidak mencaci, suka mengkritik, berkata-kata
keras, maupun sering memojokkan suami. Hal ini akan membuat perasaan suami
terluka.
9.
Terlalu sibuk dengan kegiatan di luar rumah
Tidak
ada salahnya jika sorang istri memiliki kegiatan di luar rumah, akan tetapi
setiap kali melakukan aktivitas tersebut, istri harus mendapatkan ijin dari
suami dan tidak boleh mengabaikan tugas serta tanggungjawabnya di rumah.
10.
Kurang atau tidak bisa menjaga penampilan
Seorang
istri harus bisa menjaga penampilannya di depan suami, tidak hanya ketika ia
sedang bepergian ke luar rumah. Jika seorang istri terlihat kotor, lusuh, dan
bau ketika berada di hadapan suami, maka tidak heran jika lama kelamaan suami
akan menjadi tidak betah di rumah. Akan tetapi juga merupakan hal yang tidak
baik apabila seorang istri terlalu sibuk berdandan sehingga lupa akan
kewajibannya sebagai istri.
Ingat!!!
Untuk suami Istrimu Akan Menjadi Pandai Menjaga Diri, Bila Kamu Sebagai Suami
Mengajarkan Ilmu Yang Baik,
Istrimu
Akan Terus Menjaga Tanggung Jawabnya, Jika Kamu Tidak Jenuh Mengajaknya Untuk
Terus Bertanggung Jawab
Istrimu
Akan Menjadi Satu-Satunya Perhiasan Dunia, Bila Kamu Menjadikannya Shalehah
Dengan Terus Membimbingnya Dengan Agama
Istrimu
Akan Tetap Terjaga Akhlaqnya, Bila Kamu Mampu Mengajarkan Budi Pekerti
Baik
Buruk istrimu Tergantung Engkau Mengajarkan Istrimu dan anak2mu Yang benar
dmenurut ajaran Islam
Semoga
bermanfaat bagi yang sudah menikah maupun yang belum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar